Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dimasukkan ke dalam salah satu komoditas ekspor dari Indonesia.Beberapa negara pengimpor ikan nila merah ini adalah Amerika Serikat, Arab Saudi serta Kuwait.
Ikan ini banyak diminati oleh banyak produsen maupun konsumen ikan dikarenakan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah dapat dibudidayakan diberbagai jenis air, kemampuannya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan hidup yang baru sangat baik.
Selain itu ikan nila merah mempunyai tingkat daya tahan yang tinggi terhadap berbagai macam perubahan yang terjadi disekitar lingkungan hidupnya dan termasuk ikan pemakan segala yang mempunyai sistem pencernaannya sangat efisien.
Kelebihan lainnya adalah laju pertumbuhannya termasuk cepat, daging yang terdapat disisi tubuhnya sangat tebal dan tekstur daging dan rasanya mirip dengan ikan kakap.
Ikan nila merah hanya bisa dipijahkan didalam media berair tawar. Namun begitu, jika hendak memelihara ikan nila merah ini didalam tambak yang berair payau, peternak dapat melakukannya dengan cara menggunakan benih yang berasal dari air tawar.
Benih yang akan ditebar harus sudah mempunyai bobot sebesar 20 – 30 gram per ekor dan sudah diadaptasikan dengan lingkungan tambak yang airnya mempunyai kadar garam terlarut dalam air (salinitas) sebesar 20 – 29 per mil selama kurang lebih 3 minggu lamanya.
Pada awalnya, benih dipelihara didalam sebuah bak berair tawar dengan tingkat kepadatan tebar sebesar 100 – 200 ekor per m2. Peningkatan kadar garam terlarut dalam air (salinitas) bak ini dilakukan secara bertahap dengan perubahan tidak lebih dari 2 – 3 per mil per hari.
Proses ini dapat dilakukan dengan cara membuang sebagian kecil (sedikit demi sedikit) air yang berada didalam bak, untuk kemudian digantikan dengan air laut hingga volume air didalam bak kembali utuh.
Prosentase penambahan kadar garam terlarut dalam air (salinitas) juga harus memperhatikan tingkat kesehatan ikan. Pada akhirnya, jika nilai kadar garam terlarut dalam air (salinitas) sudah sesuai dengan syarat hidup ikan nila merah, maka proses pengadaptasian dapat dihentikan.
Benih yang akan dipelihara selama masa pembesaran haruslah mempunyai panjang awal tubuh sebesar 3 – 5 cm dan berkelamin sama, yaitu jantan dikarenakan benih ikan nila merah berkelamin jantan mempunyai laju pertumbuhan yang lebih cepat daripada benih ikan nila merah berkelamin betina.
Dengan panjang awal tubuh sebesar 3 – 5 cm, ikan nila merah dapat tumbuh menjadi seberat 250 gram per ekor dalam kurun waktu 4 – 6 bulan. Sedangkan dengan panjang awal tubuh sebesar 8 – 12 cm, ikan nila merah dapat tumbuh menjadi seberat 500 - 600 gram per ekor dalam kurun waktu 4 – 6 bulan.
Selama berada didalam masa pembesaran, ikan nila merah dengan bobot 20 – 30 gram dapat dipelihara didalam tambak dengan tingkat kepadatan tebar sebesar 20 – 30 ekor per m2.
Sedangkan untuk benih berukuran 12 – 15 cm, tingkat kepadatan tebar yang dapat digunakan adalah sebesar 15 ekor per m2. Suhu air didalam tambak harus dijaga supaya stabil dikisaran 25 – 29 derajat C, dengan nilai derajat keasaman (pH) sebesar 7 – 8.
Tingkat kepadatan tebar harus disesuaikan dengan ukuran ikan nila merah karena semakin besar ukurannya, maka tingkat kepadatan tebarnya juga harus semakin rendah.
Untuk memacu laju pertumbuhan ikan nila merah supaya lebih cepat, ikan nila merah dengan berat kurang dari 50 gram dapat diberikan pakan tambahan berupa pelet dengan diameter 2 mm dan berkadar protein sebesar 27 %. Untuk ikan nila merah dengan berat sebesar 50- 800 gram, pellet yang diberikan harus berdiameter 3 mm dan berkadar protein sebesar 26 %.
Untuk mendapatkan ikan nila merah dengan bobot sesuai kriteria panen (800 gram) dari berat awal badan sebesar 20 – 30 gram, diperlukan masa pemeliharaan selama 6 – 8 bulan. Namun, jika ukuran yang akan dicapai adalah sebesar 300 – 400 gram, masa pemeliharaan yang diperlukan adalah sebesar 4 – 6 bulan saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.